Kamis, 03 April 2008

BAGAIMANA MENGAJAR SIKAP
Oleh: Samsudi*
Summary
Attitude is a tendency to behave in a certain way. In the world of working attitude is very important because in many cases play a role on value and integrity of personnel. By concerning the training which is willing to improve the performance of organization then changing the attitudes of personnel is very important. In many cases trainer whose are teaching does not really understand in selecting and operating the appropriate a teaching methods for changing attitudes. There are some teaching methods which appropriate for changing attitudes, namely: lecture with certain requirement, case study, project, discussion, exercise, role play and others.



Latar belakang

Ada tiga ranah didalam pembelajaran, yaitu pengetahuaan, ketrampilan dan sikap. Didalam mengajar pada umumnya pemilihan metode merupakan hal yang tidak mudah dan ternyata aspek ini juga kritis. Artinya kekeliruan penerapan metode didalam mengajar bias berakibat tidak tercapainya tujuan belajar. Jadi ada dua hal penting sekali bagi pengajar yaitu kemampuan dalam pemilihan metode yang tepat dan kemampuan/penguasaan materi yang diajarkan. Kondisi ini pada kebanyakan pengajar menjadi lebih sulit bila pembelajaran ditujukan untuk mengubah sikap.
Sikap merupakan kecenderungan kelakuan seseorang dengan cara tertentu. Ada banyak hal yang mempengaruhi kelakuan seseorang, misalnya keluarganya, lingkungan tempat tinggalnya, pengetahuan dan ketrampilan dibidang tertentu dan atau pergaulannya (Graham Gibbs, not date). Sebelum seseorang mengikuti pelatihan seringkali telah mempunyai sikap yang jelas dan atau mungkin juga belum. Bila seseorang telah memiliki sikap yang kuat dan jelas seringkali lebih sulit mengubahnya daripada yang belum.

Adalah kenyataan bahwa didalam pelatihan melibatkan peserta yang banyak dengan kondisi kelakuan sebelumnya yang berbeda-beda. Oleh karena itu pendekatan yang diterapkan didalam pembelajaran guna mengubah perilaku harus mempertimbangkan dan berpegangan pada kondisi awal tersebut. Sayangnya seringkali informasi awal tentang sikap ini tidak tercermin didalam kurikulum/silabus secara eksplisit. Hal ini mengingatkan kepada kita untuk melakukan identifikasi kebutuhan pelatihan yang lebih cermat sehingga tidak hanya menemukan diskrepansi pengetahuan dan ketrampilan tetapi harus dilengkapi informasi tentang diskrepansi sikap.

Pelatihan yang pada umumnya waktunya relatif pendek dan ditujukan untuk mengbah sikap memang agak sulit kecuali pengajar dapat menerapkan metode yang cocok Berdasarkan pengalaman dan pengamatan, mengajar sikap adalah yang paling sulit. pemilihan metode menjadi sangat penting dan penentu terhadap keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran.


Mengapa mengajarkan sikap penting?

Sikap merupakan kecenderungan kelakuan seseorang dengan cara tertentu, misalnya disiplin, kerjasama, berkreasi, inisiatif, tanggung jawab., mau menerima pendapat orang lain, kemauan belajar/mengajari orang , kemauan berubah dan lain-lain.
Pada dasarnya pelatihan bertujuan untuk memperbaiki cara kerja, prestasi kerja, sikap kerja dan atau cara berpikir serta cara pandang seseorang. Sikap menjadi penting karena sikap seringkali menjadi pembangun reputasi dan integritas seseorang. Didunia kenja sikap dalam banyak hal sebagai pertimbangan lebih utama dalam rekruitmen dibanding ketrampilan dan pengetahuan. Berdasarkan kondisi dan informasi tersebut, maka pengajaran terhadap sikap ini menjadi sangat penting.
Didalam dunia manajemen, sikap atau perilaku menjadi indikator yang sangat penting dalam memilih seseorang menjadi pimpinan. Bidang psykologi yang banyak membahas tentang pengembangan kepribadian orang dan kompetensi kerja menempatkan perilaku seorang pemimpin lebih utama dari pada kemampuan teknis. Porsi kegiatan yang mengandalkan kemampuan teknis bagi seseorang pemimpin umumnya relatif lebih sedikit dibanding kemampuan/kompetensi perilaku. Kompetensi perilaku banyak dikembangkan oleh pengelola pegawai/karyawan/tenaga kerja untuk pemilihan kecocokan seseorang guna memangku jabatan, walaupun sebenarnya yang menjadi pokok persoalannya adalah bagaimana mengembangkan pegawai/tenaga kerja dan bukan sekedar seleksi. Tetapi memang harus disadari bahwa aaktivitas seleksi lebih menarik dari pada pengembangan terutama dilingkungan pegawai/karyawan.

Didunia manajemen kompetensi perilaku sering dikenal dengan kompetensi umum atau soft competence, sedang kompetensi teknis sering disebut hard competence. Relevan dengan ini Departemen Kehutanan sejak tahun 2003 telah mengembangkan Personnel Assessment Center (PAC) dalam rangka mengembangkan pegawai. Didalam seleksi/pemilihan pejabat eselon II, program diklat structural dan sekolah S2 dan S3 (Samsudi 2006). Departemen Kehutanan telah menerapkan metode Assessment Center untuk kompetensi umum, walaupun aaaktivitas-aaktivitas untuk pengembangan pegawai belum secara utuh dilakukan.


Bagaimana mengajar sikap?

Kalimat subjudul ini sebenarnmya ingin mengemukakan atau membicarakan metode pembelajaran apa yang cocok untuk mengubah sikap.
Ada banyak metode didalam pembelajaran, sejak dari ceramah yang paling mudah dan banyak dipilih hingga role play yang sulit penerapannya. Orientasi utama dalam pemilihan metode adalah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Konsep pemikiran untuk pemilihan metode mengajar sudah barang tentu merupakan hal yang wajib dikuasai oleh para pengajar dimanapun mereka bekerja, apakah sebagai guru, widyaiswara, dosen maupun instruktur.

Orang awam dalam bidang pendidikan sering menanyakan metode pembelajaran apa sebenarnya yang paling baik. Pertanyaan ini dapat dipahami, karena dari sederet metode tentunya ada yang paling baik, tetapi sebenarnya tidak demikian dengan metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang paling baik dan yang paling efektif adalah metode yang paling cocok dengan tujuan pembelajaran, topik yang diajarkan, kondisi pembelajar dan alat bantu/peraga yang akan dipakai. didalam pembelajaran, umumnya tidak tunggal/single tetapi kombinasi. Hal demikian juga berlaku pada pengajaran yang bertujuan untuk mengubah sikap. Ada beberapa metode yang cocok untuk mengubah sikap, yaitu:

· Ceramah/pemberian informasi
· Studi kasus atau pemberian contoh-contoh kasus
· Penugasan atau memberikan pengalaman mengerjakan berdsarkan instruksi
· Latihan atau mengerjakan ketrampilan tertentu secara berulang-ulang
· Diskusi
· Role play atau bermain peran.

Suatu catatan yang sangat penting dan perlu disadari oleh setiap pengajar adalah bahwa
didalam mengajar sikap tidak ada jaminan berhasil begitu selesai pembelajaran karena sikap sangat sering ditentukan oleh lingkungan dimana seseorang berada dalam jangka yang lama, misalnya keluarga, masyarakat, sekolah/pelatihan dan teman sepermainannya, Didalam suatu pelatihan hanya memberikan satu pengaruh diantara banyak pengaruh tersebut. Oleh karena itu lembaga dimana peserta pelatihan akan bekerja/berada sangat menentukan bagaimana seseorang pegawai bersikap, disamping keluarganya masyarakat dimana dia tinggal dan teman sepermainanya, Dengan demikian pendidikan sikap disamping memerlukan waktu yang panjang juga diperlukan pendidikan yang menyeluruh ke berbagai lapisan dan konsisten dilakukan.

· Bagaimana metode ceramah dapat mempengaruhi peserta pelatihan mengubah sikap?

Seseorang yang perokok bisa berubah kebiasaannya setelah diceritai dan ditunjukan gambar-gambar tentang betapa banyak dan ganasnya zat-zat yang terkandung dalam sebatang rokok dalam menyerang organ tubuhnya dan tubuh tetangganya. Dengan cerita dan gambar tersebut ternyata bisa menggugah pikirannya untuk mencari cara lain guna mengobati rasa kecut yang dialami karena tidak merokok, misalnya dengan menghisap kembang gula.. Metode ceramah ini akan efektif bila yang mengajar mencerminkan sikap seperti yang dicontohkan dalam pelajaran. Suatu metode ceramah bisa lebih efektif bila pengajarnya memiliki hubungan emosional dan kepercayaan yang kuat dengan peserta

· Bagaimana studi kasus bisa mengubah sikap?
Kasus dapat berisi cerita nyata dan aatau rekaan untuk memberikan informasi atau persoalan yang dapat dibahas dalam pembelajaran. Suatu kasus yang menceritakan dan menggambarkan tentang betapa besarnya banjir serta kerusakan yang ditimbulkannya pada akhir-akhir ini setelah bagian atas disuatu daerah hutannya ditebang hingga gundul. Peserta pelatihan diminta membahas dan memecahkan persoalan yang dihadapi. Dengan cara seperti ini peserta akan terdorong berpikir dan membuat langkah dan atau rencana kegiatan yang mengubah dirinya atau mengubah lingkungannya, misalnya semula yang bersangkutan sebagai sponsor penebangan liar menjadi pengaman hutan, seorang yang semula penebang pohon menjadi penanam pohon yang rajin dan lain-lain.

· Bagaimana penugasan dapat mempengaruhi perubahan sikap?
Penugasan biasanya diterapkan dengan cara memberikan memberikan serangkaian tugas kepada individu/kelompok peserta pelatihan dengan diikuti suatu penugasan membuat laporan, baik untuk didiskusikan/dipresentasikan atau dipertanggungjawabkan secara individual. Dengan melaksanakan tugas, peserta pelatihan akan berpikir, berdiskusi dengan kelompoknya atau mencari bahan-bahan bacaan guna melaksanakan tugas dan memecahkan persoalan yang ditemukan dalam tugas. Cara ini dapat mempengaruhi sikap ketelitian, kerja sama, toleransi dan sikap kemandirian seseorang.

· Bagaimana latihan dapat mempengaruhi sikap?
Latihan adalah kegiatan pembelajar yang dilakukan untuk menirukan ketrampilan yang telah diperagakan oleh pengajarnya hingga mencapai standard proses dan hasil yang diinginkan, biasanya dilakukan berulang-ulang. Belajar dengan melakukan atau mempraktekan akan terasa bedanya dengan sekedar mendengar cerita atau melihat-lihat. Apabila peserta pelatihan berlatih melakukan pekerjaan yang dipelajarinya mereka akan merasakan bagaimana kesulitan yang dialami dan juga bagaimana senangnya dengan kegiatan yang dilakukan. Peserta pelatihan dapat membedakan bagaimana sulitnya memegang alat dan melaksanakan pekerjaan dengan cepat. Begitu juga bagaimana sulitnya menggunakan alat bila kita tidak tepat dalam mempersiapkan dan mengatur/penempatannya. Sebbagai contoh dalam latihan memotong sebatang bambu dengan gergaji, paserta pelatihan akan merasakan betapa sulitnya/lambatnya menggergaji dengan gergaji yang tak pernah diasah/kikir. Pengalaman ini dapat mempengaruhi sikap peserta pelatihan untuk setiap kali akan menggergaji ia harus mengecek dulu ketajaman gergajinya dan mengasahnya sebelum memotong bambu sebagai langkah persiapan.

· Bagaimana diskusi dapat mempengaruhi sikap seseorang?
Didalam pembelajaran metode diskusi sangat sering dilakukan. Bila seseorang terlibat dalam suatu kelompok diskusi tentu saja akan berbicara dan mendengarkan pembicaraan/pendapat orang lain. Mereka akan merasakan bahwa terhadap suatu persoalan ternyata pendapat bisa beraneka macam. Dengan keadaan seperti itu dapat mengubah sikap dirinya yang semula selalu merasa paling hebat dan tidak mau menerima pendapat orang lain menjadi lebih mudah menerima pendapat orang lain dari pada sebelumnya.

· Bagaiman role play atau bermain peran dapat mengubah sikap?
Role play merupakan metode pembelajaran dimana peserta pelatihan diminta untuk berlaku seperti orang lain. Dalam metode ini biasanya pengajar memberikan topik tertentu lalu para peserta diminta mendiskusikannya dan masing-masing akan berpendapat serta berperilaku sebagaimana mereka perankan dan bukan berperan sabagai dirinya sendiri. Terlepas dari betapa sulitnya seseorang berperan untuk orang lain, tetapi bermain peran ini dapat menyadarkan dan mempengaruhi seseorang misalnya ia harus atau perlu berlaku hati-hati dalam suatu masalah kecil sekalipun. Dengan demikian pesaerta dilatih untuk berlaku hati-hati dan selalu berpikir luas dan cermat serta penting mempertimbangkan orang lain selain dirinya.

Disamping metode-metode tersebut diatas tentu saja masih ada metode-metode pembelajaran lain yang cocok untuk mengubah sikap. Dalam satu sesi pembelajaran biasanya metode-metode tersebut dikombinasikan agar efektif dan mencapai tujuan pembelajarannya.

Kesimpulan dan saran
· Setiap pengajar harus memiliki dasar yang kuat tentang konsep dasar pemilihan metode pembelajaran agar sukses dalam mencapai tujuan pembelajarannya termasuk untuk tujuan mengubah sikap.
· Sikap merupakan salah satu ranah yang sangat penting didalam pembelajaran
· Sikap hanya dapat diubah dengan metode pembelajaran yang cocok.
· Metode yang cocok untuk mengubah sikap antara lain adalah ceramah ( dengan syarat tertentu), studi kasus, penugasan, latihan, diskusi dan role play.
· Setiap pengajar yang bertujuan untuk mengubah sikap perlu lebih cermat didalam menerapkan metode.

Daftar Pustaka
Graham Gibbs. Not date. Learning by Doing. A Guide to Teaching and Learning Methods.
Samsudi. 2006. Pengembangan Sistem Uji Kompetensi dan Sertifikasi Profesi Bidang Kehutanan. Orasi Ilmiah. Departemen Kehutanan. Sekretariat Jenderal. Pusat Diklat Kehutanan. Bogor. Desember.

Pengembangan Profesi Penyuluh Kehuanan




PENGEMBANGAN
PROFESI PENYULUH KEHUTANAN


A. Pendahuluan
Berdasarkan Surat Keputusan Menpan No 130/Kep.M.Pan/12/2002 tahun 2002 tentang Penyuluh Kehutanan dan angka kreditnya dinyatakan bahwa salah satu kegiatan utama Penyuluh Kehutanan adalah Pengembangan Profesi. Kegiatan pengembangan Profesi ini meliputi 4 sub unsur kegiatan yaitu: membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang penyuluhan kehutanan, mengembangkan teknologi tepat guna di bidang penyuluhan kehutanan, merumuskan sistem penyuluhan kehutanan dan membuat pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis di bidang penyuluhan kehutanan.

Pengembangan Profesi adalah kegiatan yang penting karena merupakan kegiatan untuk mengembangkan diri melalui ilmu pengetahuan, teknologi dan ketrampilan dalam rangka meningkatkan mutu penyuluhan kehutanan dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat serta pembangunan kehutanan.

Dari aspek angka kredit nilai kegiatan pengembangan profesi cukup besar dibanding kegiatan lain yaitu berkisar antara 1,5 hingga 12 dibanding kegiatan lain berkisar 0,03-1,5. Disamping itu kegiatan ini pada penyuluh pangkat tertentu sebagai kegiatan wajib.

Karya tulis ilmiah dapat berupa penelitian/pengkajian/survey/evaluasi dan tinjauan atau ulasan ilmiah dibidang penyuluhan kehutanan.
Sedangkan rumusan system penyuluhan dapat merupakan rumusan yang mengandung nilai-nilai pembaruan dan penyempurnaan.

Kegiatan pengembangan teknologi tepat guna akan sangat berguna bagi masyarakat karena dapat membantu memecahkan permasalahannya dengan lebih murah dan praktis.

Kegiatan-kegiatan tersebut memiliki sifat mendorong para penyuluh agar selalu meningkat kualitasnya terutama dibidang ilmiah karena penyuluh merupakan agen perubahan dan berperan sebagai jembatan antara dunia ilmu dan pemerintah (sebagai pengambil kebijakan. pembangunan) serta jembatan antara penelitian dan praktek-praktek usaha tani. Oleh karena itu penyuluh senantiasa dituntut untuk mengembangkan metode dan daya analisisnya terhadap inovasi /informasi/teknologi dan social (Anonymous 1996).

Walaupun kegiatan pengembangan profesi penting, namun demikian para penyuluh dan penjabat fungsional lainnya kurang produktif pada kegiatan ini. Hal ini terutama disebabkan oleh dan motivasi pemahaman dan kemampuan untuk menulis yang umumnya rendah.

Perlu disadari bahwa penyuluhan berperanan dalam meningkatkan produktivitas usaha tani dan meningkatkan efisiensi penggunaan dan alokasi sumber daya alam termasuk hutan. Kondisi masyarakat disekitar hutan yang pada umumnya merupakan masyarakat miskin, pada hal peranannya dalam pembangunan dan kelestarian hutan sangat besar.


B. Tujuan Penulisan

Tulisan ini akan membahas tentang kegiatan-kegiatan dalam pengembangan profesi di bidang dan cara-cara mengembangkan profesi di bidang penyuluhan
C. Kegiatan-kegiatan dalam Pengembangan Profesi

Didalam Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan daan Angka Kreditnya yang dikeluarkan Departemen Kehutanan No. 272/Kpts-2/2003, Anonymous (2003) menyatakan bahwa pengembangan profesi merupakan salah satu kegiatan unsur utama bagi penyuluh baik untuk tingkat trampil maupun tingkat ahli.
Sedang pengertian dari pengembangan profesi adalah kegiatan yang dilakukan penyuluh dalam rangka mengembangkan diri melalui ilmu pengetahuan, teknologi dan ketrampilan untuk meningkatkan mutu penyuluhan kehutanan serta menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pembangunan kehutanan.

Kegiatan yang tercakup didalam pengembangan profesi ada 4 yaitu:

· Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang penyuluhan kehutanan
· Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang penyuluhan kehutanan
· Merumuskan system penyuluhan kehutanan
· Membuat pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis di bidang penyuluhan kehutanan

Dari segi besarnya nilai angka kredit kegiatan pengembangan profesi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kegiatan lain kecuali unsur pendidikan. Perbandingan antara kegiatan pengembangan profesi dengan kegiatan lain adalah sebagai berikut:

Kegiatan penelitian nilai angka kredit tertinggi 12,5 yaaitu karya tulis ilmiah hasil penelitian/pengkajian/survey/evaluasi dan terendah 1,5
yaitu menyampaikan prasaran. Sedang kegiatan lainnya kecuali pendidikan_nilai yang tertinggi adalah 1,2 yaitu kegiatan menyempurnakan konsep pengembangan system monitoring dan evaluasi penyuluhan kehutanan dan yang terendah nilainya 0,03 yaitu kegiatan memberikan konsultasi pemecahan masalah.

Selisih atau perbedaan nilai angka kredit tersebut sangat besar baik pada yang terbesar maupun yang terkecil. Selisih pada nilai terbesar 12,5 – 1,2 = 11,3 dan yang terendah selisihnya adalah 1,5-0,03 = 1,47.

Karya tulis/karya ilmiah di bidang penyuluhan kehutanan meliputi hasil kegiatan penelitian/pengkajian/survey/evaluasi, tinjauan atau ulasan ilmiah.

Pengertian karya tulis ilmiah sebagaimana dinyatakan dalam Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan dan Angka Kreditnya No: 272/Kpts-2/2003 yang dikeluarkan Departemen Kehutanan, Anonymous (2003) adalah karya tulis yang ditulis oleh seseorang atau lebih yang membahas suatu pokok bahasan dengan menuangkan gagasan tersebut secara sistematis melalui identifikasi, diskripsi dan analisis permasalahan, kesimpulan dan cara-cara pemecahannya.

Sedang karya tulis ilmiah hasil penelitian/pengkajian/survey/evaluasi adalah suatu karya tulis yang membahas tentang pokok bahasan yang merupakan hasil penelitian/pengkajian/survey/evaluasi dibidang penyuluhan kehutanan.

Tinjauan atau ulasan ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seseorang atau lebih yang membahas suatu pokok permasalahan berdasarkan kaidah-kaidah ilmu kehutanan.

Karya tulis ilmiah hasil penelitian/pengkajian/survey/evaluasi di bidang penyuluhan ini sudah barang tentu berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanaan yang berupa subtansi teknis kehutanan, tetapi penelitian/pengkajian/survey/evaluasi meliputi kegiatan yang berkaitan dengan metode, media/alat bantu dan alat peraga, proses komunikasi, adopsi dan difusi, proses pembelajaran dalam penyuluhan, peranan penyuluh, manajemen penyuluhan dan lain sejenisnya.

D. Karya Tulis Ilmiah, Apa dan Bagaimana?
Apabila dicermati tentang kondisi umum tentang karya tulis ilmiah yang dialami oleh para pejabat fungsional kecuali para peneliti pada umumnya dapat dikatakan miskin. Mengana demikian? Ada situasi yang kurang menyenangkan yang kita alami bangsa ini yaitu kebanyakan orang Indonesia malas membaca dan malas menulis.
Didalam kegiatan menulis karya ilmiah diperlukan motivasi dan wawasan serta kompetensi yang seringkali berasal dari kita banyak membaca dan menulis. Orang membaca yang bukan hanya dari tulisan tetapi membaca fenomena yang ada akan mendapatkan informasi dan pengalaman serta pemahaman terhadap sesuatu. Dengan menulis kita akan mendapatkan pemehaman dan pengalaman yang khusus terhadap masalah yang dituilis, karena akan proses pemikiran yang lebih mendalam dan lebih cermat. Didalam melaksanakan kegiatan karya tulis sering kali muncul pertanyaan tentang mau menulis apa, seolah-olah tidak ada masalah yang bisa ditulis. Azril Azahari (2000) menyatakan bahwa masalah didalam penelitian dapat bersal dari diri sendiri, orang lain maupun buku referensi. Masalah merupakan keadaan dimana terjadi gap/perbedaan atara seharusnya dan kenyataan. Selanjutnya Azril Azahari (2000) menyatakan bahwa gap tersebut disebabkan oleh karena hilangnya informasi, berlawanannya antara teori dan prkatek dan adanya fakta yang memerlukan penjelasan. Didalam menulis seringkali kita dihadapkan pada situasi keraguan dan ketidak jelasan, apa dan bagaimana kita harus menulis. Untuk itu dalam penjelasan selanjutnmya Azril Azahari (2000) memberikan saran untuk menghindari terjadinya keterbatasan yang kita alami dengan menyesuaikan terhadap yang akan kita tulis melalui:
Minat, pilihlah topik sesuai dengan minat kita karena kita ingin dan butuh.
Mampu dilaksanakan, topik yang akan kita tulis harus yang kitqa kuasai teori dan materinya serta ada tenaga dan dananya bila diperlukan.
Mudah dilaksanakan, misalnya berkaitan dengan data dan perizinan memperolehnya bila diperlukan.
Mudah dikembangkan, sehingga dapat dibahas secara lebih komplek dan berbobopt.
Bermanfaat, hasil tulisan atau penelitian dapat dimanfaatkan oleh orang atau kelompok tetentu pada kini dan atau mendatang.
Untuk memahami dan memperdalam tentang tentang taat cara penulisan secara lebih detail buku tentang Karya Tulis Ilmiah karangan Azril Azahari (2000) cukup baik untuk dibaca.

Karya tu1is ilmiah memi1iki ciri khas yaitu: kebenaran isinya, metode kajiannya dan tata atau cara penu1isannya yang bersifat keilmuan.
Bentuk, format penu1isan ilmiah sangat beragam, mulai dari bentuk laporan ilmiah berupa buku, artikel, tinjauan, ulasanm dan gagasan yang ditulis melalui media massa.
Tidak semua karya tulis merupakan karya tulis ilmiah. Suatu karya tulis, apakah itu berbentuk laporan, makalah, buku maupun terjemahan, baru dapat disebut karya tulis ilmiah bila sedikitnya memenuhi tiga syarat, yakni:


1. Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah
2. Langkah pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metode ilmiah
3. Penyajiannya memenuhi persyaratan sebagai suatu tulisan ilmiah

Jadi karya tulis ilmiah tidak bersifat subyektif, emosional, terkaan, prasangka, kebohongan, khayalan atau pandangan-pandangan tanpa fakta dan irrasional.
Apa yang dimaksud dengan Pengetahuan ilmiah?

Salah satu syarat karya tulis ilmiah adalah bila isi bahasannya berada pada kawasan pengetahuan ilmiah.
Dari segi bahasa, pengetahuan merupaakan terjemahan bahasa Inggris : knowledge sedang pengetahuan ilmiah adalah science.

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang kita ketahui, mulai dari pengetahuan tentang keyakinan, kesenian, sampai dengan pengetahuan ilmiah. Sedangkan ilmiah mempunyai ciri khusus, yaitu :dilakukan melalui metode spesifik yang menggabungkan cara deduktif dan induktif.
Deduktif berarti pengambilan kesimpulan dari hukum-hukum atau prinsip-prinsip atau teori-teori umum kepada kondisi khusus yang dibahas.
Sedang induktif adalah pengambilan kesimpulan berdasarkan pada data berupa pengalaman dan pengamatan.

Bagaimana keterkaitan antara kegiatan ilmiah dan metode ilmiah?
Ibarat sebuah pohon, kegiatan ilmiah merupakan daun-daun , sedangkan metode ilmiah ada1ah batang pohon yang merupakan landasan berpikir dari setiap kegiatan ilmiah.
Ada tiga macam kegiatan ilmiah dasar yakni : penelitian {research), pengembangan {development) dan evaluasi (evaluation.,
Suatu kegiatan dapat dikatakan menggunakan metode ilmiah apabila :
Menerapkan argumentasi teoritik yang benar, obyektif, sahih ( terpercaya) dan relevan.
Terdapat dukungan fakta empiris (pengalaman dan atau pengamatan)
3. Analisis kajiannya mempertautkan antara argumentasi teoritik dengan
fakta empirik terhadap permasalahan yang dikaji.

Berikut ini disajikan kegiatan-kegiatan ilmiah penelitian/ pengkajian/ survey/ evaluasi yang lazim dikerjakan oleh para ilmuwan termasuk para penyuluh dalam mengembangkan profesinya, yaitu:
1.Kegiatan penelitian

a. Pengertian
Penelitian merupakan suatu kegiatan pengkajian/pengujian terhadap suatu permasalahan yang dilakukan berdasar metode ilmiah yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dari ha1 yang dipermasalahkan.



b. Langkah kerja penelitian pada umumnya meliputi :
1. Menganalisis dan merumuskan masalah dari data
pendahuluan,
2. Penyusunan hipotesis berdasar logika deduksi dari
pengetahuan ilmiah yang telah ada sampai saat ini;
3. Pengumpulan fakta empiris (berdasar pengalaman dan pengamatan) dengan metode yang valid dan terpercaya.
4. Menguji hipotesis yang diajukan dengan menggunakan logika induktif
5. Analisis, diskusi, penarikan kesimpulan dan penulisan
laporan.


Hasil suatu kegiatan penelitian umumnya dilaporkan dalam bentuk karya tulis ilmiah, berupa laporan hasil penelitian, tulisan/makalah ilmiah ringkasan hasil penelitian Tulisan ilmiah populer kegiatan penelitian.


Laporan hasil penelitian:
Laporan basil penelitian tertulis merupakan sa1ah satu bentuk pertanggungjawaban kegiatan penelitian. Suatu laporan penelitian yang terkait dengan kegiatan akademik berupa skripsi, tesis, atau disertasi.
Biasanya laporan hasil penelitian dipublikasikan secara terbatas untuk tujuan tertentu, namun ada juga yang dipublikasikan da1am bentuk buku yang diedarkan secara luas.
Contoh judul penelitian di bidang penyuluhan kehutanan :
“ Pengaruh penyuluhan secara kelompok terhadap kelembagaan masyarakat ”.
” Hubungan antara jenis alat peraga dan keberhasilan penyuluhan”


Tulisan/makalah ilmiah ringkasan hasil penelitian.
Penyebarluasan hasil penelitian sering dilakukan melalui forum pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi dan lain-lain berupa paper/makalah.. Tetapi banyak juga yang ditulis pada majalah/jurnal ilmiah yang secara khusus bertujuan untuk mempublikasikan hasil-hasil kegiatan ilmiah. Hasil penelitian yang disebar luaskan melalui majalah/jurnal ilmiah umumya merupakan ringkasan hasil penelitian dan ditulis dengan kerangka isi dan tata cara penulisan ilmiah.
Format penulisan makalah ilmiah hasil penelitian biasanya tidak terla1u berbeda dengan fotmat tulisan ilmiah.
Tulisan ilmiah populer kegiatan penelitian.
Ringkasan atau bahasan hasil penelitian tidak jarang disebarluaskan melalui media massa, seperti koran atau majalah. Sesuai dengan lingkup pembacanya, isi dan bahasa pengungkapannya mempunyai aturan tertentu sebagai tulisan ilmiah populer .
Bahasan, ulasan atau ringkasan hasil penelitian sering juga tersaji dalam bentuk makalah. Apabila makalah tersebut ditulis menggunakan tatacara tulisan ilmiah populer, maka makalah itu disebut sebagai makalah ilmiah populer. Makalah ilmiah populer seringkali dikehendaki pada pertemuan ilmiah dengan tujuan dan kualitas pesertanya tertentu.

2.Kegiatan pengembangan
a. Pengerrtian
Pengembangan merupakan suatu kegiatan yang dapat berupa perancangan, perencanaan atau rekayasa yang dilakukan dengan berdasar metode berpikir ilmiah guna memecahkan permasalahan yang nyata terjadi. Oleh karena itu hasil kerja pengembangan berupa pengetahuan ilmiah atau teknologi yang digunakan untuk memecahkan masa1ah .
b. Langkah kegiatan kerja pengembangan adalah :
1). Menganalisis dan merumuskan permasalahan yang akan dikembangkan /
dirancang dikaji.
2). Penyusunan kriteria rancangan berdasar logika deduksi dari pengetahuan
ilmiah yang telah ada sampai saat ini (deduktif).
3).Pengumpulan fakta empiris dengan bentuk pembuatan rancangan /
pengembangan / rekayasa atau kajian yang sesuai dengan kriteria yang
diajukan
4).Mengkaji kesesuaian basil pengembangan / rekayasa / rancangan / kajian
terhadap kriteria dengan menggunakan logika induktif (penarikan
kesimpulan dari fakta yang ada).
5). Analisis, diskusi, penarikan kesimpulan dan penulisan laporan.

Jadi dalam pengembangan, apapun yang dirancang, dikembangkan atau direncanakan harus ditandai dengan adanya kebenaran teoritik dan dukungan fakta empirik. Kegiatan pengembangan tidak dilakukan secara intuitif, coba-coba atau dengan sekedar mengikuti perasaan.
Didalam pengembangan profesi untuk penyuluh kehutanan kegiatan ini kiranya digunakan istilah pengkajian bukan pengembangan. Pengkajian diartikan sebagai pengembangan penelitian sebelum dilakukan uji coba lapang dari suatu teknologi hasil penelitian dan biasanya dilakukan di lahan percontohan, misaalnya dilakukan di Balai atau Dinas dan lain-lain. Apabila dicermati langkah kerjanya antara penelitian dan pengembangan tidak berbeda. Perbedaanya adalah paada kriteria yang dipakai dalam pengujian saja.
c. Laporan basil pengkajian/pengembangan
Sebagaimana kegiatan penelitian, kegiatan pengembangan juga memerlukan adanya pelaporan. Laporan tertulis basil pengembangan merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban kegiatan dan umumnya berbentuk buku laporan basil.
Kegiatan pengembangan yang kaitannya dengan persyaratan akademik dapat berupa skripsi, tesis, atau disertasi.

Hasil-hasil kegiatan pengembangan sering juga disajikan di majalah/jurnal ilmiah atapun forum pertemuan ilmiah. Karya tulisnya berupa ringkasan hasil yang ditulis dengan kerangka isi dan tata cara penulisan tertentu dan umum disebut sebagai tulisan atau makalah ilmiah.
Ringkasan atau bahasan hasil pengembangan tidak jarang juga disebarluaskan melalui media massa. Sesuai dengan lingkup pembacanya, sajian isi dan bahasa pengungkapannya mempunyai aturan tertentu yang umum disebut sebagai tulisan ilmiah populer.

Contoh judul pengembangan di bidang penyuluhan adalah:

”Pemberdayaan masyarakat melalui pendampingan lebih cepat berhasil”.
”Pembentukan kelembagaan masyarakat yang kuat memerlukan ketekunan
penyuluh”.


3. Kegiatan Survey
a. Pengertian
Survey adalah kegiatan mengumpulkan data atau informasi dan menguji kebenaran yang berkaitan dengan kondisi tertentu yang menghendaki kepastian kebenaran informasi.
Dari pernyataan tersebut tersirat bahwa dalam survey ini ditujukan untuk mendapatkan kepastian kebenatan terhadap sesuatu masalah.
Penulis tidak menemukan literature yang menjelaskan lebih detail tentang langkah kegiatan survey dan bentuk-bentuk laporan tentang survey, tetapi bila melihat pengertian tersebut diatas kiranya sama dengan kegiatan pengkajian. Sebagaimana dalam pengkajian, kegiatan survey melakukan pengujian berdasarkan kondisi atau persyaratan/kriteria tertentu.

b. Langkah kerja survey adalah sebagai berikut:

1). Menyusun permasalahan yang akan diuji kebenarannya.
2).Penyusunan kondisi/kriteria sesuai keadaan permasalahannya.
3). Pengumpulan fakta empiris sesyai dengan kondisi yang dipersyaratkan.
4).Menguji kesesuaian faktaa terhadap kondisi/kriteria dengan menggunakan
logika induktif (penarikan kesimpulan dari fakta yang ada).
5). Analisis, diskusi, penarikan kesimpulan dan penulisan laporan
4. Kegiatan evaluasi
a. Pengertian
Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang diperoleh melalui tata cara tertentu berdasar pada metode berpikir i1miah. Hasil kerja evaluasi adalah pengetahuan ilmiah yang digunakan untuk pengambilan kebijakan terhadap hal yang dipermasalahkan.
b. Langkah kegiatan evaluasi adalah:
1. Menganalisis dan merumuskan masalah yang akan dievaluasi,
2. .Menyusun kriteria yang akan digunakan dalam evalausi berdasar logika deduksi
dari pengetahuan ilmiah yang telah ada sampai saat ini;
3).Pengumpulan fakta empiris dari hal-hal yang akan dievaluasi sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan
4). Menguji fakta dengan kriteria dengan menggunakan logika induktif
5).Analisis, diskusi, penarikan kesimpulan dan penulisan laporan.

Karya tulis yang berkaitan dengan kegiatan evaluasi dapat dilakukan pada kegiatan penyuluhan.
Disamping itu evaluasi dapat dilakukan pada kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan aturan, sistem, model atau kebijakan baru dalam bidang penyuluhan.

Contoh judul kegiatan evaluasi:
“Efektivitas Penggunaan vedio dalam kegiatan penyuluhan , studi kasus
diKabupaten Bogor”.
“Evaluasi peningkatan kegiatan penyuluh sehubungan dengan penerimaan
insentif bagi penyuluh”.

Publikasi kegiatan evaluasi juga dapat disajikan melalui majalah/jumal ilmiah ataupun forum pertemuan ilmiah. Karya tulisnya berupa ringkasan hasil yang ditulis dengan kerangka isi dan tata cara penulisan tertentu dan umum disebut sebagai tulisan atau makalah ilmiah.
Namun yang paling umum, publikasi bahasan hasil evaluasi disebarluaskan melalui media massa. Sesuai dengan lingkup pembacanya, maka sajian isi dan babasa pengungkapannya mempunyai aturan tertentu yang umum disebut sebagai tulisan ilmiah populer.
Setiap kebijakan idealnya diikuti dengan kegiatan evaluasi agar dapat dicermati efektivitas dan efisiensinya. Hasil evaluasi sangat berguna bagi pengambilan kebijakan selanjutnya.
Contoh judul tulisan hasil evaluasi :
“Pelaksanaan penyuluhan dengan metode partisipatif di Kabupaten Bantul”
“Penerapan PRA dalam pemilihan jenis pohon pada Gerhan“

Apabila dicermati antara langkah kerja penelitian,pengkajian/pengembangan, suvey dan evaluasi pada dasarnya sama, perbedaannya pada kriteria yang dipergunakan dalam pengujian.

Dibawah ini disajikan perbandingan kegiatan penelitian, pengkajian/pengembangan, survey dan evaluasi guna melihat perbedaannya dan kesamaannya.
a. Langkah kerja penelitian meliputi :
1). Menganalisis dan merumuskan masalah dari data pendahuluan,
2).Penyusunan hipotesis berdasar logika deduksi dari pengetahuan ilmiah
yang telah ada sampai saat ini,
3).Pengumpulan fakta empiris (berdasar pengalaman dan pengamatan)
dengan metode yang valid dan terpercaya,
4). Menguji hipotesis yang diajukan dengan menggunakan logika induktif,
5). Analisis, diskusi, penarikan kesimpulan dan penulisan
laporan.

Kemanfaatannya untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah yang dipermasalahkan.
b. Langkah kegiatan kerja pengembangan adalah :
Menganalisis dan merumuskan permasalahan yang akan dikembangkan / dirancang dikaji.
Penyusunan kriteria rancangan berdasar logika deduksi dari pengetahuan ilmiah yang telah ada sampai saat ini (deduktif).
Pengumpulan fakta empiris dengan bentuk pembuatan rancangan / pengembangan /
rekayasa atau kajian yang sesuai dengan kriteria yang diajukan.
Mengkaji kesesuaian basil pengembangan / rekayasa / rancangan / kajian terhadap
kriteria dengan menggunakan logika induktif (penarikan kesimpulan dari fakta
yang ada).
Analisis, diskusi, penarikan kesimpulan dan penulisan laporan

Kemanfaatannya untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi.

c. Langkah kerja survey adalah sebagai berikut:

Menyusun permasalahan yang akan diuji kebenarannya.
Penyusunan kondisi/kriteria sesuai keadaan permasalahannya.
Pengumpulan fakta empiris sesyai dengan kondisi yang dipersyaratkan.
Menguji kesesuaian faktaa terhadap kondisi/kriteria dengan menggunakan logika induktif (penarikan kesimpulan dari fakta yang ada).
5. Analisis, diskusi, penarikan kesimpulan dan penulisan laporan

Kemanfaatannya untuk mendapatkan kepastian kebenaran informasi yang dipermasalahkan.
d. Langkah kegiatan evaluasi adalah:
1. Menganalisis dan merumuskan masalah yang akan dievaluasi,
2. Menyusun kriteria yang akan digunakan dalam evalausi berdasar logika deduksi dari pengetahuan ilmiah yang telah ada sampai saat ini;
3. Pengumpulan fakta empiris dari hal-hal yang akan dievaluasi sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan
4. Menguji fakta dengan kriteria dengan menggunakan logika induktif
5. Analisis, diskusi, penarikan kesimpulan dan penulisan laporan.

Kemanfaatannya untuk pengambilan kebijakan dari permasalahan yang dihadapi.

Apabila kita cermati dari keempat kegiatan tersebut kelihatannya adalah berbeda pada kemanfaatannya dan cara pengujuannya khususnya bahan yang dipakai untuk dasar pengujiannya. langkah kerjanya yang mirip kesemuannya.

E. Isi laporan hasil kegiatan IImiah

Laporan basil kegiatan ilmiah tersebut umumnya berbentuk buku dan disebut sebagai buku laporan hasil. Fotmat laporan dapat berbeda-beda tergantung tujuanya. Tetapi pada umumnya bagian isi disajikan dalam lima bab atau lebih. Walaupun kadang-kadang tidak menggunakan istilah yang sama namun prinsipnya berisi hal yang sama. Sebagai contoh dibawah ini dikutip tentang isi laporan hasil penelitian Petunjuk Pelaksanaan taat cara Penyusunan dan Penilaian Dupak guru SKMA (Anonymous 2001).

I. Perdahuluan
II. Kajian teori atau Kepustakaan
III. Metodologi atau Metode dan Prosedur Penelitian
IV. Pembahasan atau Diskusi Hasil
V. Kesimpulan dan Saran

Untuk menjelaskan isi masing-masing bab akan diambil contoh laporan hasil penelitian.

Bab I. Pendahuluan:
Bab ini biasanya berisi:
Latar belakang:
Ada dua hal yang penting dimuat dalam latar belakang, yang pertama dan pokok adalah mengapa topik atau judul tersebut dipilih untuk diteliti, dikaji, disurvey atau dievaluasi. Sedang yang kedua adalah apa yang dimaksud atau pengertian dari judul tersebut. Hal ini penting sekali untuk dicantumkan terutama kalau judul atau kalimat judul tidak umum atau seringkali kalimatnya panjang. Dengan penjelasan terkadap judul ini diharapkan pembaca tidak ada intepretasi lain. Dengan demikian sejak awal pembaca sudah memahami apa yang akan dibaca. Jangan sampai terjadi seseorang pembaca yang sudah membaca beberapa halaman tetapi belum tahu sebenarnya apa yang akan dibicarakan dari tulisan yang akan dibacanya.
Identifikasi dan pembatasan masalah:
Pada bab pendahuluan perlu diuraikan masalah-masalah yang ada berkaitan dengan topik yang dibicarakan. Mungkin cukup banyak masalah yang dapat diidentifikasi, tetapi tentu tidak semua masalah akan diteliti/dibahas. Apabila kita ingat pemecahan masalah yang menggunakan pohon masalah, biasanya kita akan memilih atau memprioritaskan masalah yang dianggap penting/strategis untuk dipecahkan. Oleh karena itu perlu pembatasan masalah sesuai latar belakang dan tujuan penelitian atau kajian yang akan dilakukan.


Perumusan masalah:
Pembatasan masalah telah dilakukan berarti kita telah mementukan masalah yang akan diteliti. Dalam perumusan masalah ini perlu diuraikan masalah pokok yang menjadi pusat perhatian. Perumusan masalah dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan yang mengandung pertanyaan yang jawabannya akan diuji melalui penelitian/kajian yang akan dilakukan. Misalnya apakah orang yang makannya banyak menjadi gemuk? Bila diungkan dalam pernyataan dapat ditulis: Orang yang makannya banyak akan gemuk.
Tujuan penelitian
Pada bagian ini menguraikan apa yang akan dilakukan dalam penelitian. Isainya merupakan uraian yang dapat memberikan jalan/cara menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan pada perumusan masalah. Kalimat dalam tujuan harus jelas dan sebaiknya dibuat butir-butir, jangan dibuat satu kalimat untuk beberapa hal agar tidak membingungkan kita sebagai peneliti maupun pembaca.
Manfaat penelitian

Bagian ini menjelaskan kegunaan hasil penelitian/pengkajian ini dan bagi siapa. Pada bagian ini penulis harus berusaha meyakinkan bahwa penelitian ini benar-benar penting guna mewujudkan manfaat yang akan diperoleh.

Disamping lima hal tersebut seringkali peneliti juga menemukakan hal-hal yang berkaitan dengan asumsi dan keterbatasan yang akan dihadapi yang biasanya tak dapat dihindari. Pada bagian ini ada peneliti yang juga mengemukan secara singkat tentang metode penelitian yang akan digunakan. Asumsi-asumsi biasanya disebutkan aagar dapat membantu para pembaca tidak beranggapan bahwa hasil penelitian dapat berlaku pada segala kondisi, misalnya aada situasi irrasional pada keadaan perang, kekacauan politik, keadaan orang sakit sehingga atau kondisi lain yang mungkin terjadi sehingga hukum-hukum normal tidak dapat berjalan. Kondisi yang dianggap oleh peneliti berakibat tidak berlakunya hasil penelitian dapat dikemukan disini.


Bab II. Kajian Teori atau Kepustakaan
Bab ini mengungkapkan teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang dibicarakan. Dalam penyajiannya bisa jadi judulnya tidak kepustakan tetapi isinya menguraikan teori-teori yang berkaitan dan melakukan tinjauan terhadap hasil-hasil penelitian daan pengalaman terdahulu. Dengan demikian dalam bab ini peneliti mengemukakan pandangannya terhadap teori, hasil penelitian dan pengalaman orang lain yang ditinjau atau dikutip. Setelah memberikan pandangannya kenudian peneliti mengemukakan teori mana yang dipakai sebagai landasan dalam merumuskan hipothesis dan melakukan penelitian.
Untuk memudahkan dalam bab ini dapat diurutkan sebagai berikut:

Membahas teori yang berhubungan dengan dengan variabel-variabel penelitian.
Variable merupakan sesuatu peubah yang berkaitan dengan masalah yang akan
diteliti. Misalnya untuk meneliti pengaruh makanan terhadap pertumbuhan badan
variabkel yang akan diukur antara lain adalah jenis makanan, intensitas makan atau
waktu makan. Untuk mrmbantu cara pembahasannya dapat menggunakan pola berpikir dengan menjawab pertanyaan : apa, mengapa dan bagaimana hubungan sebab dan akibatnya. Bila ingin melengkapi pembahasannya dapat ditambahkan hal-hal yang berkaitan dengan jawaban pertanyaan selanjutnya tentang dimana dan kapan.

Pengkajian hasil-hasil penelitian terdahulu.

Dalam mengungkapkan hasil penelitian terdahulu harus selalu dikaitkan/relevan dengan variabel penelitian dan permasalahan yang akan diteliti. Jelaskan hasil penelitian orang lain atau pengalaman anda sendiri. Jelaskan mengapa hasil penelitian tersebut demikian dan situasi spesifiknya bagaimana serta apa yang berkaitan dengan permasalahan yang anda teliti. Selanjutnya untuk mengungkapkan pendapat dan pandangan anda terhadap hasil penelitian terdahulu tersebut harus tetap mengaitkannya dengan vatiabel dan tujuan atau kegiatan penelitian/permasalahan yang dilakukan. Dalam menanggapi atau mengemukakan pandangan tersebut tentu saja tetap didasari oleh teori/pendapat yang logis atau berdasarkan apa yang anda rasakan/ pikirkan/ lalukan atau orang lain lakukan/temukan dalam penelitiannya pada situasi lain atau mirip.

Pengajuan hipothesis
Hipothesis adalah anggapan atau jawaban sementara dari prnrlitian atau hal yang dipermasalahkan. Misalnya dalam penelitian tentang pengaruh makanan terhadap kegemukan, maka hipothesisnya dapat ditulis sebagai berikut: Orang yang makannya banyak akan semakin gemuk. Kebenaran hipothesis ini akan diuji atau dibuktikan dalam penelitian melalui data-data yang terkumpul, hasilnya bisa benar bisa tidak.

Bab III. Metode dan prosedur penelitian
Pada bab ini dapat dibagi dalam beberapa sub bab, yaitu:
1. Menguraikan lebih operasional/detail dari tujuan penelitian.
Didalam tujuan penelitian mungkin masih merupakan pernyataan yang global atau kurang jelas/derail dan terasa kurang operasional. Oleh karena itu pada bagian ini diuraikan secara lebih detail dan lebih jelas sehingga akan lebih mudah dituangkan dalam bahasa operasional penelitian. Misalnya tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh makan terhadap kegemukan, diuraikan menjadi:
· pengaruh dan hubungan jumlah makanan terhadap kegemukan.
· pengaruh dan hubungan jenis makanan terhadap kegemukan.


2. Metode dan rancangan penelitian
Didalam bab ini biasanya diuraikan tentang metode dan rancangan tentang pengumpulan data dan pengolahan data. Dengan demikian biasanya diawali dengan uraian tentang gambaran/kondisi atau karakteristik populasi. Kemudian disajikan tentang bagaimana perngumpulan data dilakukan dalam upaya untuk mendapatkan data yang akurat dan mewakili populasi. misalnya dengan sensus, studi kasus atau sample. Jelaskan argumen apa yang mendasari data diambil dengan cara tertentu, misalnya dengan sample jelaskan teknik sampling yang mana dan berapa intensitasnya. Apa blia sudah diuraikan tentang metode pengumpulan datanya kemudian jelaskan langkah-langkah apa yang dilakukan. Didalam rancangan harus sinkron antara cara pengumpulan data dengan cara pengolahan data. Cara pengambilan data melalui sampel/contoh dan pengukuran variabel harus sinkron dengan pengolahan data. Apabila menggunakan ilmu statistik maka data skala nominal dan ordinal diolah dengan cara dan rumus ilmu statistik non parametrik dan ini berbeda dengan statistik parametrik/inferensial yang biasa digunakan untuk data skala pengukurannya rasional.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian biasanya ada data primer yang merupakan hasil pengukuran/pengamatan langsung dan ada data sekunder yang merupakan data kutipan, baik dari hasil penelitian terdahulu maupun data dari pencatatan yang dipercaya obyektivitas dan kesahihannya.

3. Instrumen penelitian

Didalam pengumpulan data memerlukan instrumen/alat untuk pencatatan dalam pengumpulannya.
Ada berbagai instrumen yang dipakai dalam pengumpulan data, misalnya kuisenair, panduan wawancara, ceklis, tally sheet dan lain-lain. Sudah barang tentu antara instrumen dan metode/teknik pengumpulan/pengolahan data harus sinkron. Seringkali peneliti yang tidak profesional dan tidak sering melakukan penelitian dapat mengumpulkan data dalam jumlah banyak tetapi tidak pandai mengolah dan menganalisis guna mendapatkan hasil/kesimpulan yang baik. Oleh karena itu lakukan dengan cermat dalam menyusun instrumen pengumpulan data dan pikirkan masak-masak bagaimana dan apa kaitannya dengan tujuan penelitian. Data banyak dan lengkap bagus tetapi data yang akurat dan relevan dengan tujuan penelitianlah yang diperlukan. Jangan membuang-buang uang dan waktu untuk mengumpulkan data yang tidak jelas manfaatnya. Efisiensi dalam pengumpulan data hanya dapat dilakukan apabila kita sering melakukan pengumpulan data penelitian, mengolahnya/menulis laporan penelitian dan hasil penelitian orang lain atau penelitiannya sendiri.


Bab III. Hasil dan pembahasan
Pada bab ini disajikan/ditunjukan data yang diperoleh baik dari pengukuran langsung (primer) maupun dari kutipan (sekunder). Data yang diperoleh akan dipakai untuk menghitung atau diuji dengan mengunakan alat/pisau analisis. Dalam menganalisis akan dibahas hasil perhitungan/pengujian dan dijelaskan kecocokan/ketidak cocokan dengan hukum-hukum yang ada pada alat analisis. Apakah fakta/data menunjukan sinkronisasi dengan kaidah-kaidah yang berlaku dengan pisau analisisnya.
Ada berbagai metode pengujian yang dapat dilakukan, misalnya dengan rumus/hukum/metode/standar/konsep dan lain-lain yang dianggap relevan dan handal untuk pengujian. Metode pengujian hipothesa dengan menggunakan ilmu statistik adalah salah satu cara yang biasa digunakan untuk membantu terutama bila berkaitan dengan angka/jumlah yang besar sehingga sulit mendiskripsi dan mengambil kesimpulan tanpa bantuan ilmu statistik.
Didalam mengalisis hendaknya dilakukan dengan cermat melalui pemahaman yang mendalam tentang pemanfaatan pisau/alat analisis yang dipergunakan. Ibaratnya jangan sampai memotong bambu dengan silet, artinya jangan keliru menggunakan alat/pisau analisis yang dipakai karena harus tepat dengan permasalahan yang dianalisis. Kekeliruan penggunaan/ketidak tepatan alat analisis dan cara alalisis berakibat kesalahan/kegagalan kesimpulan penelitian yang diperoleh sehingga hasilnya tidak terpercaya/reliable. Dalam melakukan pembahasan harus berlandakan pada hal-hal yang telah diungkap dalam bab permasalahan. Uraian dalam pembahasan ini akan menjadi argumentasi Uraian dalam pembahasan akan menjadi argumentasi dari kesimpulan dan saran hasil penelitian.

Bab hasil dan pembahasan ini ada yang membuat dengan cara terpisah yaitu Hasil penelitian tersendiri dan Pembahasan tersendiri tetapi isinya tetap sama seperti yang diuraikan diatas.



BAB IV : Kesimpulan dan Saran

Bab ini umumnya dibagi menjadi dua yaitu Sub bab Kesimpulan dan Saran.

Kesimpulan
Kesimpulan merangkum semua hasil penelitian yang pada Bab IV divas. Kesimpulan harus menyajikan hasil penelitian dan yang merupakan jawaban permasalahan yang diajukan dan tujuan penelitian yang ditetapkan. Apabila kesimpulan tidak menjawab permasalahan dan tujuan penelitian maka penelitian tersebut bisa dikatakan tidak berkualitas/tidak mengena. Penulisan kesimpulan sebaiknya disusun berurutan dan butir-butir secara tegas dan jelas berdasarkan kajian ilmiah. Kalimat kesimpulan tidak perlu sangat panjang tetapi cukup menjelaskan apa dan mengapa hal tersebut terjadi.

Saran

Saran harus berdasar dan berhubungan dengan permasalahan atau kesimpulan hasil penelitian. Saran dapat berupa anjuran penggunaan hasil penelitian, peninjauan peraturan, kebijakan atau saran untuk penelitian lanjutan. Suatu saran dapat ditujukan kepada pemerintah, kelompok masyarakat, lembaga tertentu yang berkaitan dengan hasil penelitian. Kalimat saran harus jelas dan disertai argumentasi rasionalnya.


Walaupun teori-teori tentang bagaimana penelitian, penulisan ilmiah telah diuraikan secara panjang lebar dan terlihat detail, tetapi perlu disadari masih saja sebagian besar orang merasakan tidak mudah melakukan penelitian dan menyusun karya tulis ilmiah dan selalu setiap orang dapat mengkritik dan mendapat kritik dari orang lain. Itulah dinamika dalam pengembangan dunia ilmu pengetahuan, sehingga menjadi ramai dan setiap orang senang dan tertarik mengembangkan dan melakukan penelitian secara terus menerus. Dan itulam seninya dunia ilmu yang nukmay untuk dinikmati oleh ilmuwan

Pengembangan teknologi tepat guna

Pengembangan teknologi tepat guna adalah pengembangan teknologi yang menggunakan sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah yang ada secara berdaya guna dan berhasil guna sehingga pelaksanaan tugas sehari-hari menjadi lebih mudah, murah dan sederhana.

Bagaimana caranya : banyak baca informasi dan cermat/jeli terhadap penomena dan permasalahan yang ada. Disamping itu motivasi untuk bekerja keras dan kreatif didalam usaha membantu meemcahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

Bahasan lain dalam pengembangan profesi ini adalah kegiatan merumuskan sistem penyuluhan kehutanan dan membuat pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis di bidang penyuluhan kehutanan.


DAFTAR PUSTAKA

(Anonymous (1996) . Penyuluhan Pembangunan Kehutanan. Departemen
Kehutanan).
Anonymous (2001). Petunjuk Pelaksanaan Tata Cara Penyusunan danb Penilaian Dupak Guriu SKMA.
Anonymous (2003). Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan dan Angka Kreditnya No: 272/Kpts-2/2003 . Departemen Kehutanan
Azril Azahari (2000). Karya Tulis Ilmiah . Penerbit Universitas Trisakti. Cetakan
ketiga.







BAHAN DISKUSI

Tahap I

1. Dari karya tulis tersebut apakah memenuhi sebagai kriteria sebagai karya tulis ilmiah?
2. Coba tunjukan bagian/pernyataan mana yang menunjukan kriteria tersebut.


Tahap II

3.Termasuk kategori karya tulis yang mana bila dilihat dari isi kemanfaatannya?
4. Coba pikirkan satu judul karya tulis ilmiah yang sekliranya penting untuk ditulis sesuai
dengan kondisi daerah sdr masing-masing?


================================================================